Benteng Fort Rotterdam, Saksi Sejarah Perlawanan Kerajaan Gowa – Tallo

Nampak kokoh dengan model arsitektur unik, membuat rasa penasaran untuk berkunjung dan mengetahui isinya. Tidak sah rasanya bila berkunjung ke Kota Makassar namun tidak mengunjungi benteng bersejarah Fort Rotterdam.

Benteng ini menyimpan banyak sekali sejarah panjang Kota Makassar sejak zaman kerajaan hingga era modern saat ini. 

Benteng Rotterdam sebelumnya adalah benteng peninggalan Kerajaan Gowa – Tallo yang bernama Benteng Jumpandang yang dibangun pada abad XV. Pada abad XVII dimanfaatkan dan dikembangkan oleh VOC menjadi seperti sekarang.

Penamaan Fort Rotterdam berdasarkan kota kelahiran pimpinan VOC yang berhasil menaklukkan Gowa-Tallo yaitu Cornelis J. Speelman. Sejak saat itu, Benteng Fort Rotterdam menjadi pusat kolonial Belanda di Sulawesi.

Ketika Belanda menaklukkan Kerajaan Gowa lewat Perang Makassar pada tahun 1667 yang kemudian ditegaskan melalui perjanjian Bungaya atau Bongaisch Verdrag, sebagian besar benteng-benteng Kerajaan Gowa dihancurkan dan sisakan beberapa benteng untuk diduduki Belanda.

Setelah menduduki benteng, struktur dan desainnya mulai dirombak dengan menambahkan lima bastion di sisi timur (bastion Amboina dan Mandarsyah) dan sisi barat (Bastion Bacan, Bone dan Buton) sehingga bentuknya tampak menyerupai kura – kura. Kemudian warga Makassar menyebutnya dengan Benteng Panyyua.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, benteng ini berfungsi sebagai markas komando pertahanan, pusat perdagangan, pusat pemerintahan pemukiman pejabat-pejabat Belanda serta tahanan bagi penentang Belanda, seperti Pangeran Diponegoro salah satu pahlawan Nasional Indonesia yang diasingkan di dalam Benteng Ujung Pandang pada tahun 1834-1855.

Benteng ini ini pertama kali dibangun Raja Gowa Daeng Matanre Karaeng Manguntungi Tumapa’risi Kallonna pada tahun 1545. Tujuan dibangunnya untuk memperkuat basis pertahanan Kerajaan Gowa disepanjang pantai Makassar dalam menghadapi gempuran ekspansi kekuatan VOC (Perusahaannya Hindia Timur Belanda).

Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, benteng ini menjadi pusat persiapan perang dalam menghadapi perang menghadirkan tentara Belanda.

Saat ini bangunan di dalam Benteng Fort Rotterdam dialih fungsikan untuk perkantoran dan pengelolaan pusat budaya Sulawesi Selatan dan menjadi sarana wisata budaya dan pendidikan.
Benteng Fort Rotterdam juga menjadi tempat diselenggarakannya berbagai event besar, seperti Makassar Culinary Night, international event seperti Makassar Jazz Festival dan berbagai event seru yang tiap tahun digelar pemerintah Kota Makassar. (*)

Dinas Pariwisata Kota Makassar

Jalan Urip Sumoharjo, Karampuang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231

Find Our Social Media

Copyrights @2022 Dinas Pariwisata Kota Makassar | All Rights Reserved